Selasa, 05 Oktober 2010

Peran Genjer pada Rakyak di jaman Penjajahan

Genjer (dibaca gènjèr) atau paku rawan (Limnocharis flava) adalah sejenis tumbuhan rawa yang banyak dijumpai di sawah atau perairan dangkal. Biasanya ditemukan bersama-sama dengan eceng gondok. Genjer adalah sumber sayuran "orang miskin", yang dimakan orang desa apabila tidak ada sayuran lain yang dapat dipanen. Dalam bahasa internasional dikenal sebagai limnocharis, sawah-flower rush, sawah-lettuce, velvetleaf, yellow bur-head, atau cebolla de chucho. Nama "paku rawan" agak menyesatkan karena genjer sama sekali bukan anggota tumbuhan paku.

Terna tahunan yang dapat mencapai tinggi setengah meter ini mudah ditemukan di perairan dangkal seperti sawah atau rawa; rimpang tebal dan tegak, terbenam dalam lumpur; daun tegak atau miring, tidak mengapung (berbeda dari eceng gondok), tangkainya panjang dan berlubang, helainya bervariasi bentuknya; mahkota bunga berwarna kuning dengan diameter 1.5cm, kelopak bunga hijau.

Tumbuhan ini dapat menjadi gulma sawah yang serius jika tidak ditangani segera. Pemanfaatannya dapat membantu mengendalikan populasinya. Walaupun biasanya tidak intensif dibudidayakan, perbanyakan dapat dilakukan secara vegetatif walaupun bijinya pun dapat ditanam. Tumbuhan ini berbunga sepanjang tahun.

Perannya sebagai makanan rakyat miskin digambarkan dalam lagu populer berbahasa Osing yang diciptakan oleh seniman asal Banyuwangi, Muhammad Arief, pada tahun 1940-an, Genjer-genjer.
Sumber: wikipedia

Lihat Juga:
minuman
Japanese food

Tidak ada komentar:

Posting Komentar